Wednesday, November 04, 2009

Pelajaran Dari Kakek dan Nenek di Bis



Pagi ini saya diberkahi oleh Allah SWT untuk menjadi saksi hidup atas keperkasaan dua orang manula dalam perjalanan menuju ke kantor di atas bis metro mini:

Yang pertama adalah seorang Kakek yang bergantung kepada alat musik seadanya (kecrekan) untuk membiayai hidupnya dengan mengamen dari bis ke bis. Walau nyanyinya lagu keroncong (hehehe... emang apa salahnya dengan lagu keroncong ya?) dan suaranya parau, tapi saya sangat mengagumi semangatnya dalam mencari penghasilan yang halal. Karena sebenarnya ia bisa saja ambil jalan pintas dengan menjadi pengemis, toh bisa dapat uang tanpa capek-capek mengejar bis, tapi rupanya si kakek masih memiliki harga diri dan memilih untuk kerja keras demi sesuap nasi daripada menadahkan tangannya menanti uluran tangan dari orang lain.

Yang kedua adalah seorang Nenek yang cas cis cus berbahasa Inggris dan bersedekah dengan mengajarkan ilmunya kepada beberapa murid SMA yang kebetulan ditemuinya di atas bis. Mungkin sewaktu muda beliau pernah menjadi guru bahasa inggris ya. Dari penampilannya yang mirip mpok Nori (itu tuh seniman tua yang suka main lenong di TV) kita sama sekali tidak menyangka beliau mampu berbahasa asing lo. Hmm... don't judge the book from its cover ya.

Kakek dan nenek tersebut seolah menyadarkan saya untuk tidak cengeng dalam menghadapi hidup dan selalu bersedekah sebagai bentuk sukur kepadaNya. Karena hidup adalah perjuangan dan sedekah bukan hanya berbentuk materi, tapi juga ilmu dan bahkan sebuah senyuman. Subhanallah....

No comments: